Wednesday 31 December 2008

Happy or Sad

Happy new year?? Iya happy lah kan tahun baru?? Jadi kita mesti happy gitu?. Aduh kayaknya gw dari tadi ngomong gitu-gitu aja muter-muter aja. Ya, kayaknya emang kebanyakan semua orang sedang mengadakan pesta tahun baru. Ada yang main kembang api, petasan, atau terompet. Semua orang lagi pada happy menyambut tahun baru.



Tapi, gw ngerasa ada yang beda tahun ini. Ya, tepatnya pas mau tahun baru ini. Feel gw buat happy kayaknya agak-agak nggak muncul. Ya, mungkin ini karena gw mendapat beberapa sms dari temen-temen SMA gw yang mengatakan “saudara kita di Palestina sedang sengsara. Palestina semakin menyedihkan. 150 syahid, 200 orang luka-luka. Teman, mereka saudara kita teman. Apa yang akan kamu lakukan untuk menolong mereka. Mereka menderita, tertindas, tak diacuhkan. PBB hanya diam mematung tak memberi respon yang terbaik. Bagaimana jika kamu yang berada disana. Setiap hari kamu berada dekat dangan kematian. Apakah kamu masih bisa tertawa dan bersenang-senag diatas penderitaan saudara mu sendiri. Ingat sesama muslim itu bersaudara”. Ya, pokoknya inti dari sms itu ya begitu. Mungkin dulu kalau gw nggak sekolah di SMAN 14 gw bakal bilang “PALESTINA EMANG GW PIKIRIN”. Tapi semenjak gw sekolah di SMAN 14, yang selau up to date akan berita-berita seputar Palestina, pikiran terbuka tentang Palestina. Dan sms seperti diatas banyak banget gw terima dari temen-temen SMA gw. Dan gw juga jadi miris, gw jadi kehilangan nafsu buat huru-hara dimalam tahun baru. Kayaknya it’s not important to me buat ngerayain tahun baru deh.

Sebenernya gw diajak buat ikut aksi solidaritas pelajar dan mahasiswa untuk Palestina hari senin tanggal 29 desember, tapi agaknya badan gw lagi nggak mood buat gitu-gituan. Jadi gw memutuskan buat nggak ikut. Pas gw liat di berita lah ada shabrina (KOA ROHIS), Syifa (KOA divisi pembinaan ROHIS), dan kakak mentor lainnya yang lagi ngelilingin bunderan HI. Pokoknya bersemangat banget deh…huahhhh…keren…

Yah, begitulah agak-agak kurang bersemangat gw menyambut tahun baru kali ini. Lagi pula kata Saniy (temen gw) “lah, kita kan udah tahun baruan kemaren pas 1 muharam”.
Hoh, betul juga dia…
Emang, gw juga nggak mau munafik, gw dulu juga ngerayain tahun baruan dengan petasan segede gaban terus niup terompet. Tapi, sekarang gw udah tau dari kakak mentor gw kalau itu semua kebiasaan orang yahudi! Buat apa menjalankan kebiasaan suatu kaum yang dibenci oleh Allah, yang telah menyakiti saudara kita di Palestina sana. Buat apa? Bukan gw mau sok-sok an beda. Tapi sekali lagi buat apa? Bukannya tahun baru itu menandakan usia dunia yang semakin tua. Terus kalau semakin tua semakin mendekati ajalnya kan ya? Hmm… nggak tau juga deh but it’s my opinion.

So, what do you think friend??